Warga di bantaran Sungai Cikapundung

IDwebhost.com Trend Hosting Indonesia ~> Warga di bantaran Sungai Cikapundung mengeluhkna tumpukan sampah di sekitar tempat tinggalnya.

Ini terjadi karena Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung terlambat mengangkut sampah. Seorang warga RW 07 Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Ina, mengatakan kesadaran warga akan kebersihan Sungai Cikapundung sudah jauh meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.Hal ini seiring dengan berjalannya program Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk merevitalisasi sungai yang membelah Kota Bandung itu. Namun, pihaknya menyayangkan kesadaran warga tersebut tidak diikuti oleh agresifitas petugas kebersihan.

“Akibat terlambatnya pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan, sampah jadi menumpuk dan jumlahnya jauh lebih besar karena ditambah sampah yang diambil warga dari sungai,” ungkap Ina usai kerja bakti membersihkan Suungai Cikapundung tak jauh dari lokasi rumahnya,kemarin. Ina menjelaskan, di lingkungan tempat tinggalnya yang terbilang sangat padat, tidak ada tempat pembuangan sementara (TPS) untuk menampung sampah akibat ketidaktersediaan lahan.Ada pun tong-tong sampah bantuan Pemkot Bandung hanya mampu menampung maksimal hingga dua hari,lebih dari itu dipastikan lingkungan di-penuhi sampah. “Selain kotor, warga khawatir tumpukan sampah jadi bibit penyakit,”katanya.

Seorang aktifis lingkungan, Riana,juga menyayangkan minimnya agresifitas petugas kebersihan tersebut.Padahal,tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran warga yang puluhan tahun membuang sampah ke sungai. “Sekarang di saat warga sudah mulai sadar, dukungannya malah minim. Sayang kan warga sudah sadar, tapi tidak didukung. Kami takut kebiasaan jelek warga kembali lagi,”ujar Riana. Bahkan,ungkap Riana,beberapa waktu lalu sempat ada aksi demo warga akibat tumpukan sapah yang terlambat diangku tersebut. Pihaknya juga berharap pemerintah membebaskan retribusi sampah bagi warga yang tinggal di bantaran Sungai Cikapundung.“Kami menyadari PD Kebersihan memerlukan retribusi untuk dukungan operasional, tetapi warga masih kesulitan membayarnya,”katanya.

Meski begitu, pihaknya mengakui beberapa waktu lalu sudah ada kesepakatan antara warga dan PD Kebersihan untuk menambah frekuensi pengangkutan menjadi tiga kali dalam seminggu.Riana berharap kesepakatan itu bisa dijalankan sungguh-sungguh sehingga tidak ada keluhan lagi dari warga. Sementara itu,Kepala PD Kebersihan Cece Iskandar mengakui keterlambatan poengangkutan sampah di Sungai Cikapundung tersebut.Hal itu tidak terlepas dari kurangnya kendaraan operasional dan sulitnya menjangkau lokasi karena lingkungan warga yang sangat padat.Keterlambatan juga terjadi biasanya karena kurangnya informasi dari masyarakat. “Kemampuan kami juga terbatas,bisa saja terlewati.Tapi sebetulnya mudah saja, kalau ada penumpukan tinggal telepon PD Kebersihan dan kami segera angkut.Tentunya tidak langsung hari itu juga karena yang lain juga perlu dilayani,”ujarnya.

Namun begitu, pihaknya berjanji untuk melakukan pengangkutan sampah tiga kali dalam seminggu agar warga tidak mengeluh sekaligus mendukung program revitalisasi Sungai Cikapundung. Terkait pembebasan retribusi, pihaknya mengaku sulit melakukan hal tersebut karena berhubungan dengan aturan daerah.Kenyataan di lapangan, kata Cece, selama ini warga yang tidak membayar retribusi pun sampahnya tetap diangkut. “Kalau dibebaskan, berarti melanggar aturan. Bisa-bisa yang lain menuntut hal yang sama,” tandasnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel